Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan bahwa; “Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”. Pendidikan merupakan sebuah proses humanisme yang selanjutnya dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. Oleh karena itu kita seharusnya bisa menghormati hak asasi setiap manusia. Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia terlebih pada zaman modern ini yang di kenal dengan abad cyhemetica, Pendidikan diakui sebagai satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi dan produktivitas di bidang yang lain.
Belajar merupakan proses yang tiada hentinya. Tanpa mengenal waktu, tempat dan kondisi. Belajar juga bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya didalam kelas, namun di lingkungan sekitar juga merupakan proses belajar. Dengan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif, diharapkan para siswa dapat belajar dengan lebih optimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing. Dengan terciptanya lingkungan belajar yang lebih dinamis dan terbuka, diharapkan pula dapat menghasilkan generasi muda yang lebih kreatif dan kompetitif di era globalisasi ini. Melalui Merdeka Belajar, diharapkan pula dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan merata, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Selain itu, dengan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru, diharapkan juga dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif dan menyenangkan.
Kebebasan anak dalam mengekspresikan diri sesuai potensinya masing-masing merupakan gagasan utama sejak awal berdirinya Pesantren Rakyat. Karena demikian itu membuat anak bisa menyalurkan minat bakatnya dengan baik. Kemudian ide tersebut hari ini dikenal dengan istilah merdeka belajar. Merujuk pada program yang diusung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, merdeka belajar adalah sebuah program untuk mewujudkan kemerdekaan dalam belajar. Melansir dari quipper.com, merdeka belajar berarti seorang siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi.
Pembahasan
Kiai Abdullah SAM, sebagai penggagas dan pengasuh Pesantren Rakyat telah memberikan inspirasi kepada siapapun untuk menjadi pribadi yang tegas, bijak dan tangguh dengan perjuangan tanpa mengenal lelah. Apalagi dalam dunia pendidikan, beliau dikenal dengan kegigihannya dalam mewujudkan pendidikan gratis, murah, terjangkau tetapi berkualitas dengan jargon merakyat bermartabat. Salah satu lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan Pesantren Rakyat yaitu Sekolah Dasar Islam Integratif yang disingkat SDII Pesantren Rakyat. Di sekolah ini tersedia sarana prasarana (sarpras) untuk mengembangkan bakat dan minat disertai instruktur yang berpengalaman dan berbobot. Para guru memiliki ketelatenan dalam membimbing dengan tulus sesuai kemampuan dan kemauan siswa satu persatu. Di situlah letak kebahagian yang tak ternilai harganya.
Keseharian para santri dan siswa di Pesantren Rakyat adalah potret nyata merdeka belajar. Mereka mengikuti moving class biasanya berjalan dari satu kelas ke kelas lainnya melalui pematang sawah. Meski seragam tak tampak putih, sampai hampir kecoklatan, tak peduli yang penting senang. Itulah anak Pesantren Rakyat yang memiliki ciri khas unik, sikap dan perilakunya. Walaupun begitu, di dalam pikirannya tidak kalah dengan anak-anak yang lain.
Memiliki keunikan yang tak dimiliki sekolah lain, Sekolah Dasar Islam Integratif (SDII) Pesantren Rakyat tak berkutat dengan teori saja. Pembelajaran di sini menekankan praktik pembelajaran interaktif dan komunikatif.
Pesantren ini mampu menggabungkan pendidikan agama Islam dengan berbagai kegiatan kreatif dan menyenangkan, seperti gamelan, wayang, musik, ilmu teknologi, desain grafis, peternakan dan pertanian, bahkan pertukangan. Inilah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki SDII Pesantren Rakyat.
Lebih dari 10 laboratorium tersedia di pesantren rakyat. Mulai laboratorium alam hingga buatan yang disediakan untuk anak-anak belajar. Mulai dari alat musik, komputer, kolam ikan, persawahan, peternakan dan masih banyak lagi. Pembelajaran yang dilakukan tidak melulu didalam kelas, namun bisa dilakukan Dimana saja sesuai yang dibutukan dan diinginkan anak-anak. Yang mana hal itu akan memudahkan siswa dalam memahami konsep materi melalui benda dan hal-hal real didepan mata. Tidak hanya bayangan tulisan di buku saja.
Anak-anak yang diberikan kebebasan berpikir akan lebih luas dalam mengembangkan kreativitasnya. Mereka akan lebih kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah, dan pastinya sangat bermanfaat untuk kehidupannya kelak.
Dengan adanya konsep merdeka belajar, siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Mereka juga dapat mengembangkan kreativitas serta kemampuan berpikir mandiri. Selain itu, konsep ini juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan motivasi belajar siswa karena merasa memiliki kontrol penuh terhadap proses pembelajaran mereka. Dengan demikian, konsep merdeka belajar juga dapat membantu siswa untuk menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, dengan adanya kebebasan dalam memilih cara belajar yang sesuai, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatur waktu dan mengelola tugas-tugas belajar dengan lebih efektif. Dengan demikian, konsep merdeka belajar bukan hanya memberikan kebebasan kepada siswa, tetapi juga membantu mereka untuk tumbuh dan berkembang secara holistik.
Sekolah dimana saja sama. Namun, sekolah yang menawarkan konsep merdeka belajar, tidak banyak dan SDII Pesantren Rakyat Al-Amin dan Pesantren Anak telah menjalankan hal tersebut. Mondok yang mahal dan mewah serta bergengsi juga banyak, tetapi mondok yang betul-betul mengajarkan kemandirian, tidak berjarak dengan masyarakat, sederhana, langsung banyak praktek belum banyak muncul. SDII bersama Pesantren rakyat hadir menjawab semua tantangan tersebut. Nuansa belajar akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking).
Sebenarnya setiap anak memiliki bakat potensi dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk generasi penerus yang siap dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.
Kesimpulan
- Pesantren Rakyat Al-Amin adalah pesantren yang unik, mampu menggabungkan antara pendidikan Islam, formal social dan budaya serta kemasyarakatan.
- menciptakan pembelajaran sebagai pengalaman yang menyenangkan adalah salah satu proses yang harus dilakukan.
- Merdeka belajar mampu memperluas kreatifitas siswa.
- Setiap anak memiliki potensi masing-masing dan itu wajib dikembangkan melalui minat masing-masing.
- Konsep merdeka belajar bukan hanya memberikan kebebasan kepada siswa, tetapi juga membantu mereka untuk tumbuh dan berkembang secara holistik.
- SDII Pesantren Rakyat memiliki keunikan tersendiri dalam mengimplementasikan konsep Merdeka belajar.
Saran
- Terus dilakukan inovasi dan evaluasi dalam pengembangan pendidikan
- Merdeka belajar harus diterapkan disemua sekolah dengan disesuaikan kondisi masing-masing
- Dilakukan asessmen diri bagi anak-anak untuk mengetahui minat dan bakat
Daftar Pustaka
Asbari, M., Purba, J. T., Hariandja, E. S., & Sudibjo, N. (2021). From Leadership to Innovation: Managing Employee Creativity. Jurnal Manajemen Strategi Dan Aplikasi Bisnis, 4(1), 143–154. https://doi.org/https://doi.org/10.36407/jmsab.v4i1.287
Model Pendidikan Di Pesantren Rakyat Al-Amin’, 1.2 (2015), pp. 257–72
https://pesantrenrakyat.com/pesantren-anak-pesantren-rakyat-al-amin-pesantren-bahagia/
Penulis:
Nama : Rizki Anis Sholikhah
Kelas : D Non Reguler
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pembina : Dr. K. Muhammad Husni, M. PdI